Pembiayaan di UJKS Situbondo

Judul : Makrifat Cinta Ahmad Dhani (Ajaran Syekh Siti Jenar dalam Syair Lagu Ahmad Dhani)
Pengarang : Agus Wahyudi, 2007
Cetakan : Pertama, September 2007
Penerbit : Yogyakarta, Lingkaran 2007 vii+ 91 ; 140 x 210 mm
Alamat : Penerbit lingkaran, Rt.04/Rw.02 Babadan, Purwomartani, Kalasan.
Sleman, Yogyakarta 55571 e~mail : lingkaran_02@yahoo.co.id
Telp. 0274 - 7158315, 08886813534
Oleh : Chairul Lutfi eL_Uphi3*

Syair Jalaludin ar-Rummy :
Ketahuilah,
Bahwa segala yang kasat mata adalah fana,
Tapi dunia makna tak akan pernah sirna.
Sampai kapankah engkau akan terpikat oleh bentuk bejana ?
Tinggalkanlah ia ;
Pergi, airlah yang harus engkau cari
Hanya melihat bentuk,
Makna tak akan engkau temukan.
Jika engkau seorang yang bijak,
Ambillah mutiara dalam kerana.
Tasawwuf menurut Amatullah Armstrong adalah Pengetahuan tentang diri. (Mutashawwif). Pencapaian karakter mulia melauli penyucian hati. Tasawwuf adalah adab. (salik) melalui tawasshul kepada Muhammad al-musthafa.
“Barang siapa menjalankan syariat tanpa disertai hakikat maka dia telah berlaku fasiq (baik luarnya buruk dalamnya). Dan barang siapa menjalankan hakikat tanpa disertai syariat maka dia telah berlaku zindiq (baik dalamnya tapi buruk luarnya).”
Slogan orang kafir/Yahudi : Gold (mencari emas/kekayaan), Glory (mencari kejayaan), Gospel (menyiarkan agama Nasrani).
Manunggaling Kawula Gusti Bersatunya hamba dengan tuhannya. Wihdatul Wujud (kesatua wujud) Wihdhatusy Syuhud ( Kesatuan dalam penyaksian).
Intisari ajaran agama Hindu dalam kitab Bhagavad Gita.
Anand Krisna Tokoh lintas agama menafsirkan agama dari tinjauan tasawwuf atau spiritual.
Pada mulanya, sebelum semua makhluk diciptakan, Tuhan Ada dalam Kesendirian-Nya. Dalam kesendirian terseburt, Dia rindu untuk dikenal. Tapi siapa yang akan mengenal-Nya jika tak ada yang lain selain diriNYa ? maka Tuhan ingin menciptakan makhluk agar Diri-Nya dikenal oleh makhluk tersebut. Hal ini ditegaskan dalam sebuah Hadis Qudsi (firman Allah yang redaksinya disampaikan melalui lisan Nabi Muhammad Saw). “Aku (Tuhan) adalah khazanah yang tersembunyi hingga Aku ingin dikenal. Maka Aku menciptakan makhluk agar (makhluk tersebut) mengenal-Ku.”
“Permulaan dalam beragama adalah Makrifat (mengenal) kepada Allah Ta’ala.
“Aku (Muhammad) ini berasal dari Allah, dan segala sesuatu (berasal) dari diriku.
“Barang siapa yang mengenal akan dirinya berarti dia telah mengenal Tuhannya.
“Kalau tidak karena Engkau (Muhammad), tidak Aku ciptakan alam ini.”
Hadist Nabi : “Orang-orang yang merasa dekat kepada-Ku, ia tidak hanya melaksanakan apa yang aku fardhukan kepada mereka. Bahkan hamba itu merasa dekat kepada-Ku dengan melaksanakan amal-amal tambahan hingga Aku pun mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang dengan itulah ia mendengar; Aku menjadi penglihatannya yang dengan itulah ia melihat; Aku menjadi lidahnya yang dengan itulah ia berkata-kata; Aku menjadi tangannya yang dengan itulah dia memegang; Aku menjadi kakinya yang dengan itulah ia berjalan; dan Aku pulalah yang menjadi hatinya yang dengan itulah ia bercita-cita.”(HR. Bukhori)
QS. Al-Baqoroh 2 ; 115
Tokoh Sufi :
1. Robi’ah Al Adawiyah Penyair sufi perempuan (Mahabbah) pengabdian pada Rabb yang tanpa kenal pamrih. Hidup pada abad ke-2 H atau ke-8 M di kota Bashroh, Irak.
2. Husain Manshur Al Hallaj (Bapak kaum sufi) ana al Haqq lahir di desa Thour, Iran tahun 244 H atau 858 M.
3. Abu Hamid Al Ghazali (Muhyiddin/penghidup agama) nama lengkapnya Abu Hamid ibn Muhammad ibn Muhammad at-Thursi al –Ghazali dilahirkan pada tahun 450 H/1058 M di kota Thus, Iran. Kitab yang terkenal Ihya ‘ulumuddin.
4. Abdul Qadir Jailani (Sultanul Auliya’) dilahirkan pada tahun 470 H/1077 M di daerah al-Jin, Iran. Wafat pada usia 91 tahun pada tahun 561 H/ 1166 M. Tarekat Qadiriyah.
5. Ibn ‘Arabi (Asy-syaikh al-akbar/guru yang agung) nama lengkapnya Muhammad ibn Ali ibn Muhammad Muhyiddin abn ;Arabi ath0Tha;i al-Hatimi. Lahir di Andalusia Spanyol tanggal 17 Ramadhan 560 H/ 1164 M. Anak dari tokoh terkenal Abn Rusyd. Tentang Insanul Kamil yaitu wihdat al-wujud (kesatua wujud) dan wihdat asy0syuhud (kesatuan pandangan) yang memandang dalam hati bahwa apa saja yang terlihat mata itu hakikatnya Satu. Dengan kata lain alam semesta ini hakikatnya semu/maya, yang nyata hanyalah Tuhan saja. Kitab yang fenomenal Futuhat al-Makkiyah dan Fushush al-Hikam serta syair pujian Tarjuman al-Asywaq.
6. Jalaluddin ar Rumi (Darwis, Tarian Darwis) di Balkh kota kecil di Afghanistan pada tanggal 30 September 1207 meninggal tahun 1273 M.
7. Syekh Siti Jenar (Manunggaling kawulo gusti) Siti (tanah), Jenar (merah) bernama asli Abdul Jalil
Dalam khasanah Tasawuf dikenal tiga langkah untuk menuju wihdah (penyatuan ini).
 Pertama, adalah Takhalli atau pengosongan diri. Yakni memfanakan diri, bahwa diri ini hakikatnya tidak ada. Apa yang terlihat dari diri berupa jasmani dengan segala keindahannya ini hanyalah penampakan Tuhan yang paling luar, pada dasarnya semu semata adanya. Demikian juga dengan segala aktifitas yang dihasilkannya, termasuk pula nama-nama dan sifat yang dimilikinya. Hampa diri, masuk dalam ketiadaan.
 Kedua, adalah Tahalli atau pengisian. Yakni meraih satu kesadaran bahwa Allah SWT hadir dalam ketiadaan diri yang telah fana. Tak ada yang lain selain hanya Allah semata, sebagaimana (QS al-Qashash 28 : 88).
 Ketiga, adalah Tajalli atau penampakan. Artinya menyadari dalam hati bahwa apa saja yang nampak oleh pandangan mata pada hakikatnya adalah penampakan dari Diri Tuhan. Semua aktifitas yang terlihat hakikatnya adalah aktifitas Tuhan. Setiap nama dan sifat yang terlihat hakikatnya nama-nama dan Sifat-sifat Tuhan. (QS al-Baqoroh 115).
Kebenaran di Dunia bersifat relatif atau subyektif. Artinya nilai kebenaran itu bergantung pada penilaian pribadi atau kelompok manusia. Antara seseorang dengan orang lain belum tentu sama dalam memaknai kebenaran.
Kebenaran yang berlaku dalam hidup hanyalah fatamorgana semata, tidak nyata. Seperti anggapan manusia pada warna langit adalah biru, yang padahal hanyalah udara hampa tanpa warna. Gunung yang terlihat mempesona dari kejauhan ternyata hanya bongkan2 batu dan pepohonan yang menyelimutinya. Dan banyak misal lainya yang ada di dunia ini. Manusia tak kan pernah mendapatkan kebenaran di dunia.Selama manusia memandang dari kacamata kemanusiaannya, selama itulah ia tidak akan menjumpai kebenaran hakiki.
Kebenaran Sejati dapat diraih manakala seseorang telah mamandang dualitas sebagai Satu Kebenaran. Maksudnya, segala sesuatu yang bersifat berpasangan ini hakikatnya memiliki satu kebenaran, karena dibalik keduanya bersemayam Kebenaran Sejati. Allah menciptakan segala sesuatu berpasang pasangan hidup dengan mati, kaya dengan miskin dan sebagainya. (QS Yaa Siin 36), (QS adz Dzariyat 49).
Sikap Tawakkal (mewakilkan segala urusan hanya kepada Allah) dan Qona’ah (menerima apa adanya) berjalan dengan beriringan. Dalam menjalankan sesuatu, kita harusnya tidak terbebani dengan harapan akan hasilnya. Biarkan Tuhan yang menentukan hasilnya. Kita bekerja karena memang kita tercipta untuk berkarya, bukan untuk bermalas-malasan. Inilah konsep tawakkal.
Dan ketika menuai hasil, kita harus menerimanya dengan dengan lapang hati, tanpa ada gerutu. Semua harus diterima dengan ikhlas dan senang hati, inilah bentuk qona’ah.
Dengan dilandasi rasa cinta kepada Allah, sikap kepasrahan ini akan membawa seseorang pada sikap lapang dada. Menghadapi dengan senyuman kelegaan, bukan hanya senyum di bibir namun senyuman abadi yang terpatri dalam hati dengan penuh keikhlasan dan keridhoan. Senantiasa ridho kepada apa yang dihadapi. Atas kehendak Tuhan pada dirinya, dan yakin bahwa tuhan pastilah memberikan yang terbaik baginya. Jiwa Muthmainnah (QS al-Fajr 27-30).
Kumpulan Ayat-ayat Refrensi :
 QS. Al Baqoroh [2] : 208 tentang Islam Kaffah.
 QS. Al Baqoroh [2] : 115 tentang Bebas menghadap arah dalam ibadah sholat.
 QS. An Nisa’ [4] : 1 tentang Allah menciptan manusia dari jiwa yg satu.
 QS. Al Qashhash [28] : 88 dan QS. Al Rahman [55] : 26 27 tentang Segala tiap-tiap sesuatu pasti binasa
 QS. Yaa Siin [36] : 36 dan QS. Adz Dzariyat [51] : 49 tentang Segala sesuatu di dunia ini saling berpasangan
 QS. Al Fajr [89] : 27 – 30 tentang Nafsul Muthmainnah (Jiwa yang tenang)

0 Response to "Pembiayaan di UJKS Situbondo"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme